Ketua Umum Ikapete (Ikatan Keluarga
Alumni Pesantren Tebuireng), Dr. H. Sahid HM. M.Ag., menyampaikan
sambutannya dalam acara Tahlil Akbar, Temu Alumni XII, dan Munas V
Ikapete (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng) di halaman utama
Pesantren Tebuireng pada Sabtu (22/07/2017).
Beliau kini sudah berumur 50 tahun dan
26 tahunnya digunakan untuk mengabdi terhadap Pesantren Tebuireng. Belau
sejak tahun 1991 sudah ditunjuk menjadi ketua Ikapete Jawa Timur dan
kemudian menjadi ketua Ikapete pusat. Pada saat itu kondisi yang ada
sangat dinamis. “Kemudian saya ditunjuk 2 periode lagi menjadi IKAPETE
pusat,” jelas Dr. Sahid.
“Dan 2 tahun terakhir merasa agak lemah.
Dan ternyata saya mengakui kebangkitan Ikapete mengalami kemerosotan,”
tambah dosen UIN Sunan Ampel Surabaya itu.
Menurut beliau, secara organisatoris
Ikapete sudah terbentuk, meskipun tidak menyeluruh se-Indonesia.
“Mungkin ada kelemahan ada cabang yang sudah terbentuk tetapi tidak mau
dilantik dengan alasan keuangan. Padahal kita ini bersama-sama
membangkitkan Ikapete,” ajak beliau.
Dr. Sahid berharap ke depan Ikapete yang
sudah terbentuk dan terstruktur di dalam Surat Keputusan bisa
menyeluruh di seluruh Indonesia dan dapat melaksanakan kegiatan secara
baik dan konsisten.
Beliau mengakui, berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Ikapete memang sifatnya adalah act out,
di antaranya adalah pelantikan pengurus di Tuban yang dilakukan oleh
Ketua Ikapete Jawa Timur yang baru serta melakukan kegiatan yang
berbasis ekonomi, yakni melaksanakan pameran ekonomi, baik yang berbasis
pertanian maupun industri lokal.
“Dan ternyata direspon baik oleh Bupati
yang faktanya banyak pondok pesantren yang tidak melaksanakan kegiatan
yang semacam itu,” ungkap Dr. Sahid.
Beliau mengatakan, basis kekuatan
Ikapete ke depan bukan hanya mengumpulkan kiai alumni Tebuireng, tetapi
bagaimana dapat memberdayakan ekonomi masyarakat sebagaimana yang
dicita-citakan oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin
Wahid.
“Oleh karena itu harapan ke depan adalah terjadi titik temu antara
kemampuan intelektual dan pengusaha. Kalau saya hanya bisa mikir, tetapi
tidak untuk melaksanakan,” pungkas beliau.
0 komentar:
Post a Comment